Senin, 18 Mei 2009

Ekstrasi Minyak Biji Kapuk

Ivan Kristia H. dan Rifky Rachmanto, mahasiswa Universitas Wm jurusan Teknik Kimia meneliti cara mendapatkan minyak biji kapuk dengan cara ekstrasi dengan menggunakan bahan solven atau larutan etanol dan N-Hexane dengan penambahan asam asetat.

Dengan cara pressing, biasanya masih banyak sisa minyak yang menempel pada kulit biji kapuk, tapi jika dengan cara ekstrasi hampir semua kandungan minyak dapat diserap. Kelebihan lain dari cara ekstrasi ini adalah kandungan gossypol yang berbahaya dapat dipisahkan dari minyak yang didapat.

Biji buah kapuk memiliki kandungan utama minyak murni. Selian itu kandungan utama yang komposisinya cukup besar adalah kandungan protein dan gossypol (pigmen warna biji kapuk). Minyak yang didapat dari biji kapuk ini memiliki kandungan protein cukup besar, 36 hingga 44 persen. Biasanya minyak ini digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan dan bahan baku dalam industri pembuatan minyak di sel.

Cara pengolahan diawali dengan penghancuran biji kapuk hingga berbentuk bubuk. Selanjutnya bubuk biji kapuk dilarutkan dengan etanol dan asam untuk perbandinagn juga digunakan larutan N-Hexane dan asam. Penmabahan asm ini berfungsi untuk mencegah ikatan gossypol dengan protein. Untuk etanol dan asam dilakukan pelarutan selama 100 menit dengan suhu 70 derajat, sedangkan dengan N-Hexane selama 60 menit dengan suhu 60 derajat. Melalui proses ekstrasi dengan pelarut etanol dan asam bisa didapat minyak sebanyak 40 persen dari bahan biji kapuk. Sedangkan dengan menggunakan pelarut N-Hexane dan asam minyak yang didapat sebanyak 30 persen dari seluruh bahan biji kapuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar